Home / Ekspresi / Puisi / Sehelai Napas Bumi

Sehelai Napas Bumi

Oleh : Irma Nur Aviva

Di dada bumi, rimba dulu bernyanyi,
hembus angin bagai kidung para dewa,
kini sunyi… hanya debu menari di ranting sekarat,
daun-daun gugur serupa doa yang tak sampai ke langit.


Sungai menitikkan air mata garam,
menyusuri luka di perut tanah yang retak,
ikan-ikan mati tanpa nisan,
sementara manusia menabur janji di atas abu sawah.


Langit menua dalam asap,
matahari muram seperti dewa yang kehilangan tahta,
gunung pun bisu — menahan amarah di dada batu,
sementara kota berpesta di atas tubuh bumi yang lelah.


Wahai anak zaman,
dengarlah napas bumi yang tinggal sehela,
jika daun pun tak lagi hijau,
maka siapa yang akan mengajarkan kita arti hidup?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *