Kondisi demonstrasi. Jember, 30 agustus 2025. Prima/Novia Fitri Nuraeni
persprima.com – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Jember menggelar aksi demonstrasi pada Sabtu (30/8) menuntut evaluasi menyeluruh terhadap institusi Polri serta pencopotan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Massa aksi juga mendesak Presiden dan DPR untuk segera mengevaluasi kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Aksi dimulai sejak pukul 07.00 WIB dengan titik kumpul di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember, kemudian berlanjut ke depan auditorium kampus sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah itu, massa bergerak menuju Kantor Kapolres Jember dan membacakan tuntutan sekitar pukul 13.30 WIB.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti beberapa poin utama, yakni: membebaskan massa aksi yang ditahan, mengusut tuntas aparat pelaku kekerasan, mengevaluasi institusi Polri, mencopot Kapolri, serta mendorong Presiden dan DPR untuk memperbaiki kebijakan yang tidak pro-rakyat.
Seorang mahasiswa FISIP Jember (tidak disebutkan identitasnya) yang ikut dalam aksi mengatakan bahwa demonstrasi ini digelar sebagai bentuk keresahan atas tindakan represif aparat.
“Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat, tapi justru membatasi kebebasan. Kalau dibiarkan, bisa terjadi supremasi aparat, di mana kekerasan dianggap normal,” ujarnya.
Mahasiswa juga menyinggung insiden yang melibatkan seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terlindas mobil Brimob beberapa waktu lalu.
“Jujur kecewa, karena masyarakat yang seharusnya dilindungi justru jadi korban kekerasan. Kewenangan yang dimiliki aparat malah disalahgunakan,” tambahnya.
Lebih lanjut, massa menegaskan bahwa aksi akan berlanjut bila tuntutan tidak ditindaklanjuti.“Kalau aspirasi kami tidak didengar, pasti akan ada demonstrasi lagi,” tutupnya.
penulis: Aulia Nastiti Tedjosari
Penyunting : Kenny L.