
persprima.com, Jember – Menanggapi pertanyaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terkait molornya jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Sekretaris Bidang Pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Ali Badruddin menjelaskan bahwa keterlambatan disebabkan oleh sejumlah faktor teknis dan dinamika kerja sama lintas institusi.
Ali mengungkapkan bahwa pada tahap awal penyusunan kalender, LP2M menggunakan kalender akademik internal yang seluruh tanggalnya ditampilkan dengan warna hitam. Akibatnya, mereka tidak menyadari bahwa jadwal pembekalan bertabrakan dengan hari besar keagamaan.
“Waktu itu kalendernya hitam semua, jadi kami tidak sadar kalau ternyata ada pembekalan yang jatuh pada hari raya. Tapi Alhamdulillah semua sudah kami sesuaikan kembali,” jelas Ali.
Ali menambahkan bahwa kalender akademik UNEJ memang baru tahun ini mengalami perbaikan tampilan dengan penandaan hari libur secara lebih jelas.
Faktor lain yang turut memperlambat jadwal adalah dinamika dalam kerja sama KKN kolaboratif. Awalnya program ini hanya mencakup 18 kampus di wilayah Tapal Kuda. Namun, di tengah proses plotting LP2M menerima permintaan tambahan dari beberapa daerah seperti Lumajang dan Situbondo.
“Kami harus menjelaskan mekanisme KKN kolaborasi kepada mitra-mitra baru, selain itu kami juga harus menunggu mitra untuk menyetorkan nama mahasiswa” kata Ali.
Selain itu, permintaan dari kepala daerah juga menyebabkan penyesuaian ulang. Seperti halnya di Situbondo, jadwal penerjunan mahasiswa yang semula direncanakan pada 15 Juli diminta dimajukan menjadi 14 Juli, namun karena alasan teknis akhirnya diundur ke 17 Juli. Hal serupa terjadi juga di Lamongan.
BEM juga menanyakan keterlambatan dalam proses plotting mahasiswa. Ali menjawab bahwa hingga pertengahan Juli, masih ada 97 mahasiswa yang belum mendapatkan lokasi KKN. Hal ini menurut Ali disebabkan oleh ketidaksesuaian data sistem karena sejumlah mahasiswa mengikuti program lain seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) atau Program Mahasiswa Berdesa (Promahdesa) tanpa menyampaikan surat pengunduran diri.
“Jadi sistem masih menganggap mereka ikut KKN,” terangnya.
Ali juga menjelaskan bahwa LP2M sebenarnya telah mengusulkan sistem manajemen terpisah khusus untuk KKN namun belum disetujui karena alasan efisiensi. Alhasil data KKN tercampur dengan program lain yang memperlambat distribusi lokasi.
Meskipun plotting bisa dilakukan secara otomatis melalui Excel, metode manual tetap dipilih untuk menghindari risiko ketidakseimbangan seperti ketimpangan jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam satu kelompok.
LP2M meminta mahasiswa yang belum mendapatkan lokasi untuk segera melapor.
Atribut KKN Tetap Dibagikan, Tidak Masuk Program Efisiensi
Terkait pertanyaan BEM mengenai distribusi jaket pelaksana, LP2M menegaskan bahwa jaket KKN akan tetap diberikan kepada seluruh peserta.
“Jaket itu hak mahasiswa. Sudah dibayar saat daftar ulang dan tidak masuk bagian efisiensi,” tegas Ali.
Distribusi akan dilakukan secara terkoordinasi setelah proses plotting.
Semi Back to Village Jadi Grand Theme KKN 2025
Menjawab pertanyaan BEM tentang arah pelaksanaan KKN tahun ini, LP2M menyatakan bahwa KKN 2025 mengusung grand theme semi back to village. Mahasiswa yang berasal di wilayah tapal kuda akan di kembalikan ke daerah asalanya, sedangkan bagi mahasiswa dari luar wilayah tersebut akan disebar ke wilayah Tapal Kuda.
Ali memaparkan bahwa hal utama yang mendasari adanya grand theme tersebut adalah efisiensi. Diharapkan dengan dikembalikannya mahasiswa ke daerah asalnya dapat menekan beberapa biaya operasional KKN 2025.
Informasi Disalurkan Lewat Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Menanggapi keluhan soal informasi teknis yang sering simpang siur, LP2M menegaskan bahwa seluruh informasi resmi akan disampaikan melalui DPL. Hal ini dimaksudkan agar DPL lebih aktif membimbing mahasiswa sejak awal.
“Kami tidak menyampaikan informasi langsung ke mahasiswa karena ini bagian dari tanggung jawab DPL,” tegas Ali.
Melalui forum ini, BEM FISIP berharap seluruh pertanyaan yang diajukan dapat menjawab keresahan yang berkembang di tengah mahasiswa serta mendukung kelancaran program KKN 2025.
Penulis : Muhammad Roihan Rizaldi
Penyunting : Asna Aufia