Home / Warta / Warta UNEJ / Dilema Jogging di Kampus: Saat Kendaraan Harus Mengalah

Dilema Jogging di Kampus: Saat Kendaraan Harus Mengalah

persprima.com, Jember – Fenomena pelari yang menggunakan jalan utama di area kampus Universitas Jember menuai sorotan akibat gangguan yang ditimbulkan terhadap lalu lintas kendaraan.  

Sejumlah mahasiswa mengaku terganggu karena sebagian pelari enggan memberi jalan bagi kendaraan, sehingga ini menimbulkan lalu lintas yang kurang kondusif. 

Annisa (19) mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, membagikan pengalamannya saat menggunakan kendaraan di area kampus “Waktu itu saya hendak melakukan penelitian ke suatu desa, namun di depannya CDAST Selatan terdapat beberapa pelari dan dari lawan arah saya berpapasan dengan mobil,” ujarnya. 

Dalam keterangannya, ia menambahkan bahwa mobilnya harus berhimpit saat berpapasan dengan mobil lainnya agar tidak menabrak para pelari, karena posisi jalannya yang tidak terlalu lebar dan mereka berkerumun. Terlebih saat itu ia harus berada di lokasi penelitian tepat waktu. 

“Waktu untuk ke desa jadi lambat, apalagi saat itu sangat mepet jadi takut tertabrak,” ujarnya kembali.  

Aktivitas jogging memang telah lama menjadi bagian rutinitas masyarakat sekitar kampus, karena suasananya yang asri dan nyaman terutama di pagi dan sore hari. Terlebih pada jam-jam sore, jumlah pelari cenderung meningkat, memadati jalan utama kampus. Kawasan CDAST dan beberapa jalur lainnya sering kali digunakan pelari sebagai lintasan utama.  Kondisi ini membuat kendaraan termasuk mahasiswa yang memiliki kelas sore harus ekstra hati-hati. 

“Saya pernah lihat juga, pengendara lain sampai harus berhenti dulu karena pelarinya enggak mau minggir,” ujar Annisa. Menurutku, pelari juga harus sadar bahwa jalan itu dipakai banyak orang. Harusnya bisa saling mengerti supaya enggak membahayakan siapa pun.” tambahnya.

Selain menyampaikan pendapatnya soal situasi di lapangan, Annisa juga mengemukakan pandangannya mengenai solusi yang bisa diambil agar aktivitas jogging tidak menimbulkan konflik. la menyarankan agar pelari memanfaatkan trotoar atau area sekitar lapangan kampus. “Kalau memang sudah disediakan trotoar, ya lebih baik dipakai. Kalau tetap di jalan, harusnya bisa peka dan menepi saat ada kendaraan lewat,” tuturnya.

“Selain trotoar, sebenarnya bisa juga pakai area sekitar lapangan kampus. Di sana ada jalan kecil yang relatif sepi kendaraan,” ujar Annisa. Menurutnya, pilihan lintasan seperti itu jauh lebih aman dan nyaman, baik bagi pelari maupun pengguna jalan lain. “Jadi enggak saling ganggu. Kita bisa olahraga, tapi tetap menghargai hak orang lain yang lagi berkegiatan juga,” tambahnya. 

Meskipun belum ada kebijakan resmi, pihak kampus melalui akun instagram resminya sempat menghimbau agar aktivitas olahraga dilakukan di jalur pedestrian atau lapangan depan perpustakaan. Imbauan ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan bersama serta memastikan hak seluruh pengguna jalan. Baik pelari ataupun pengendara tetap terlindungi dan tidak saling terganggu di lingkungan kampus. Dengan ini diharapkan seluruh pihak dapat lebih bijak dalam menggunakan fasilitas umum kampus. 

Penulis : Ninda Utami
Penyunting : Aulia Nastiti

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *